FACEBOOK HARAM
Akhir-akhir ini mungkin anda mendengar bahwa facebook akan diharamkan. Mungkin karena aktivitas "facebookan" dari para pengguna facebook yang berlebihan yang menyebabkan munculnya pendapat akan keharaman facebook. Tetapi benarkah demikian?Rokok diharamkan sudah pernah dengar tapi kalau mendengar Facebook diharamkan? Apa maksudnya dengan semua ini. Dari beberapa sumber bahwa ada beberapa orang yang mengusulkan agar Facebook diharamkan. Entah kenapa mereka sampai berpendapat demikian, mungkin karena mereka hanya melihat dari segi negatif dan tidak melihat segi positifnya. Padahal, menurut sebagian besar orang, Facebook itu dapat menjalin silaturahmi yang lebih erat, dan penyalahangunaan Facebook tergantung dari pribadi masing-masing.
Berikut adalah beberapa berita yang berkaitan dengan permasalahan "facebook haram" ini.
TEMPO Interaktif, Kediri: Gus Ipul Minta Ulama Hati-hati Bahas Hukum Facebook Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf meminta para peserta forumBahtsul Masail di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, untukberhati-hati dalam memutuskan hukum soal teknologi jejaring sosialFacebook.Gus Ipul-sapaan Syaifullah Yusuf-mengatakan diperlukanpemahaman yang mendalam tentang facebook sebelum memutuskan halal atauharamnya. Sebab bagaimanapun, kecanggihan teknologi selalu membawadampak manfaat dan mudharat sekaligus. “Jangan sampai yang memutuskanitu tidak pernah membuka facebook,” kata Gus Ipul saat mengunjungikorban kecelakaan Hercules di Rumah Sakit Umum Provinsi dr Soedono,Madiun, Jawa Timur, Kamis (21/5).Gus Ipul juga berharapkeputusan apapun yang akan diambil forum tersebut bukan bersifat instandan populis semata, seperti halnya keputusan para ulama saatmengeluarkan fatwa haram rokok. “Setelah diprotes banyak orang, haramitu akhirnya menjadi halal,” kata Gus Ipul.Dia sendiri mengakutidak keberatan dengan tema-tema sosial yang dibahas dalam forumBahtsul Masail Putri XI ini. Diantaranya adalah pencalonan perempuanmenjadi caleg, hukum mempercayai khasiat batu dukun cilik Ponari, sertabaik buruk penggunaan teknologi jejaring sosial.Juru bicaraPondok Pesantren Lirboyo Nabil Haroen mengatakan pembahasan facebookdalam forum ini memiliki alasan yang kuat. Interaksi dunia maya inidinilai menjadi salah satu pemicu hubungan negatif dengan lawan jenis.Sebab semua materi percakapan tersebut nyaris tak terkontrol danberlangsung bebas. “Beberapa anak muda menggunakannya untuk mojok danberbicara maksiat,” kata Nabil.Karena itulah forum BahtsulMasail kali ini memandang perlu ditetapkannya hukum penggunaan jejaringsosial tersebut seperti halnya ponsel dan friendster.HARI TRI WASONO[tempo]
Baca juga yang ini...
Facebookers: Fatwa Haram Facebook Tidak BerdasarJAKARTA - Keinginan para ulama di Jawa Timur yang ingin memfatwakan Facebook, mendapat tentangan keras dari para Facebokers (sebutan bagi pengguna Facebook). Menurut mereka para ulama itu, harus memberikan dalil yang tepat sebelum mengeluarkan keputusan tersebut."Fatwa ini sungguh tidak realistis. Ulama itu harus menunjukkan dalil yang tepat karena Facebook juga memberikan dampak yang positif, kok," sungut Chandra Wirawan salah satu aktivis Facebook, saat berbincang dengan okezone, Jumat (22/5/2009).Ditambahkan juga, situs jejaring sosial seperti Facebook itu justru mempunyai peraturan yang sangat ketat. Salah satu contohnya, jika pengguna Facebook menampilkan foto dari dada ke atas, maka pengelola akan segera menutupnya. Jadi bisa dibilang, Facebook sudah mempunyai filter sendiri.Selain itu, menurut pria berusia 28 tahun tersebut, kalau ulama itu mau menghadang jejaring sosial, sebaiknya jangan hanya Facebook saja. Masih banyak situs jejaring sosial lain seperti, Friendster, ataupun Myspace. Dan bila memang seperti itu, sama saja ulama melarang penggunaan internet masuk ke Indonesia."Kegiatan di dunia maya memang membutuhkan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Dan itu tergantung dari masing-masing pribadi dalam mengontrolnya. Malah bisa dibilang, yang mengawasi kegiatan dunia maya itu, hanya dirinya dan malaikat," tegasnya.Beberapa pengguna lain yang intens mengelola Facebook pun memiliki pendapat mereka masing-masing, namun pada intinya semua memberikan satu suara yang bulat, yaitu menyayangkan sikap MUI jika Facebook akan difatwakan haram."Gak setuju kalau main Facebook sampai dibilang haram. Masalahnya selama ini yang saya lihat lebih banyak kebaikannya dibanding keburukannya," ujar Cempaka ketika ditanya pendapatnya oleh Okezone. Mahasiswi 21 tahun ini pun menambahkan, Facebook sangat membantunya dalam keep in touch dan menemukan kembali teman-teman lama.Hal senada diungkapkan pengguna Facebook lainnya, Adinda, 23 tahun, seorang jurnalis salah satu media online mengatakan keberatannya soal fatwa haram Facebook."Sangat tidak penting memberlakukan fatwa haram untuk Facebook, gak relevan aja. Lagipula saya belum pernah menemukan fakta dan data yang mengungkapkan dampak Facebook disalahgunakan untuk kegiatan seks terselubung. Dampak buruk yang sering saya dengar selama ini, paling hanya membuat pengaksesnya lupa diri dan saya rasa itu masih wajar. Bergantung sama pribadi masing-masing lah," ujarnya.Adinda pun menambahkan, jika iya Facebook akan difatwakan haram, seharusnya hal ini pun berlaku bagi situs jejaring sosial lainnya."Memang saat ini fenomena Facebook tengah booming, tapi jika para pengakses dilarang mengakses Facebook, bagaimana dengan situs jejaring sosial lainnya?. Kalau mau diharamkan kenapa pilih-pilih?. Seandainya Facebook ditutup, mereka masih bisa beralih ke situs jejaring sosial lainnya," katanya.Cempaka mengatakan bahwa jika benar Facebook akan difatwakan haram, kemungkinan dia akan beralih menggunakan situs jejaring sosial lainnya."Kalau memang benar diharamkan, saya masih punya beberapa akun di situs jejaring sosial lain seperti MySpace dan yang lainnya,"Sementara itu, Apriarto, 27 tahun, mengatakan tidak terlalu masalah baginya andai Facebook diharamkan. Dia berpendapat fenomena ini merupakan sebagian kecil dari dampak booming internet di seluruh dunia.Namun Apriarto menghubungkannya dengan fenomena serupa yang pernah terjadi sebelumnya, karena hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di berbagai belahan negara lain juga sudah banyak keberatan para pemuka agama atas dampak negatif berbagai situs jejaring sosial."Kebetulan memang Facebook yang tengah marak saat ini. Tapi jika baru sekarang MUI memberikan perhatian atas dampak buruk booming internet, kemana saja MUI selama ini? hari gini kok baru berkomentar?" tandasnya. (srn)[okezone]
